Thursday, May 16, 2013

Cerita dari Tapal Batas - Indonesia

Hallo... Awalnya ga ada niat buat nulis hari ini, tapi tiba-tiba pengen share tentang film dokumenter yang baru gue tonton.

Tadi iseng-iseng minta file mp3 ke temen, pas gue cek di laptopnya ada folder "cerita dari tapal batas", langsung gue tanya ke dia itu folder isinya apa, begitu dia bilang "film" langsung gue saut "COPY!!!"

Pulang kuliah gue langsung nyalain laptop, tancepin flashdisk, puter film itu di gom. 

Cerita dari Tapal Batas



Film ini dibuka dengan adegan sekumpulan murid SD yang ada di ruang kelas dengan mengacungkan tangan sambil meneriakkan sumpah setia terhadap Indonesia, orang tua, guru, dan dirinya sendiri sebagai seorang murid. Film dokumenter ini mengambil setting di desa-desa paling ujung Indonesia yang berbatasan dengan Malaysia di Borneo / Kalimantan.

Selanjutnya ada sedikit narasi pembukaan

Sebuah cerita harus dikatakan..
Seperti sungai bagai aliran darah kami
Tanah dan hutan tempat jiwa kami

Sebuah cerita harus didengarkan..
Seperti kemauan dan semangat kami
untuk tetap mengabdi dan berdiri di sini\

Sebuah cerita harus dituliskan..
Agar mereka tau dan mengerti
diri kami ada di batas negeri

desa-desa paling ujung Indonesia yang berbatasan dg Malaysia

Kemudian kamera beralih menyorot sesosok perempuan yang memakai baju dinas.Ternyata perempuan itu adalah guru satu-satunya di tempat itu. Martini, nama perempuan sederhana itu. Beliau merasa terpanggil untuk mengabdi di daerah pelosok dan terisolasi seperti desa Badat Baru. Sudah lebih dari 8 tahun beliau mengabdi, bukan waktu yang singkat. Beliau adalah seorang kepala sekolah, staff guru, dan juga "office girl" di sekolah tersebut. Beliau mengajar mulai dari kelas 1 hingga kelas 6, tanpa ada guru pembantu. Begitulah selama 8 tahun..
Selanjutnya kita diperkenalkan tokoh lain, Kusnadi, satu-satunya perawat yang ada di daerah perbatasan tersebut. Bukan hanya badat baru, tapi juga badat lama dan gun jenar, wilayah yang harus dia kunjungi tiap bulannya. Perjalanan sekitar 8-12 jam bahkan bisa lebih bila cuaca sedang tidak bersahabat. Tapi ia tetap gigih berjalan kaki demi memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang terisolasi. Saya di sini untuk melayani, bukan untuk dilayani - Kusnadi

Kereeen asli sumpah, di era jaman sekarang ini, menurut gue mereka adalah pahlawan yang sesungguhnya. Pahlawan yang berjuang dengan cara mereka sendiri, demi masyarakat, demi bangsa dan negara. Bukan seperti mereka yang bisanya cuma rapat duduk-duduk manis sambil tidur, berteriak, saling tuding, dan bertingkah laku konyol cuma buat bikin segala tetek bengek peraturan yang ujung-ujungnya ga ada realisasinya. Intinya, mereka ga tau, atau mungkin emang ga mau tau soal kondisi masyarakat sebenarnya. Sok tau..

Kalo nulis masalah gini bisa-bisa gue jadi gedek sendiri sambil nahan napas nahan emosi nahan kentut. Pokoknya ini film wajib tonton. Jadi lo semua bisa ambil sendiri hikmahnya.

Ibu pertiwi ini lagi sakit, sebagai anak yang baik udah jadi kewajiban kita buat nyembuhin beliau. Start from now, start from me! Pemikiran kecil untuk sesuatu yang jauh lebih besar.

Buat nindi, makasih banyak filmnya, semoga kita bisa jadi orang-orang yang ikhlas mengabdi buat negeri ini lebay ga? wkwk

Itu aja yang bisa gue tulis, semoga ada manfaatnya :)
Ci Vediamo!



No comments:

Post a Comment